Gila adalah suatu fenomena yang berkaitan dengan apa yang kita sebut dengan jiwa. Gila atau sering disebut dengan sakit jiwa, ini adalah suatu fenomena yang cukup unik. Lawan dari jiwa adalah raga. Raga adalah apa-apa yang berkaitan dengan fisik atau jasmani, berbeda dengan jiwa, jiwa adalah apa-apa yang berkaitan dalam rohani. Sakit jiwa atau gila adalah suatu penyakit. Sakit jiwa, menurut Prof. Dr. Zakiah Darajat dapat dikategorikan menjadi dua. Yang pertama yaitu sakit jiwa yang disebabkan oleh kerusakan pada salah satu anggota tubuh kita, seperti otak, saraf dan yang lainnya. Sedangkan yang kedua adalah sakit jiwa yang disebabkan oleh gangguan jiwa yang berlarut secara bekelanjutan dan mendapatkan tekanan batin yang sangat luarbiasa yang berakibat tidak seimbangnya keseimbangan mental.
Dalam dua penjelasan tentang sakit jiwa yang dipaparkan oleh Prof. Dr. Zakiah Darajat, kebanyakan yang terjadi dan dialami oleh kebanyakan manusia adalah penjelasan tentang sakit jiwa yang kedua, mesti tidak menutup kemungkinan banyak yang mengidap sakit jiwa dengan penjelasan yang pertama.
Sakit jiwa atau gila adalah sebuah fenomena dimana kejiwaan kita mengalami ganguan dan tekanan yang sangat luar biasa yang menyebabkan tidak seimbangnya mental atau kejiwaan kita. Akan tetapi, penilaian terhadap penyakit sakit jiwa atau gila itu adalah relatif, tergantung persepsi setiap orang. Contoh, saya bisa mengatakan gila kepada seseorang yang sedang berada di puncak gunung Himalaya yang sedang bersalto atau berjingkrak-jingkrak seperti di sebuah diskotik, mungkin bukan saya saja yang akan mengatakan gila terhadap seseorang tersebut, akan tetapi seorang yang gila pun akan mengatakan hal sama terhadap seseorang tersebut. Contoh lain lagi, mungkin orang tua-orang tua yang sangat skeptis terhadap perkembangan kejiwaan anaknya akan sangat melarang anaknya yang gemar membaca untuk tidak membaca filsafat atau pemikiran-pemikiran aneh lainya, lalu kemudian mereka akan menakut-nakuti anaknya dengan mengatakan bahwa banyak yang menjadi gila karna membaca dan mempelajari hal tersebut.
Sakit jiwa atau gila juga adalah suatu penyakit yang bisa dikatakan menjijikan, kenapa, karna setiap kali kita melihat atau mendapati orang gila (sebutan bagi para penginap penyakit jiwa) kita dengan spontan akan menjauh dan berlari terburu-buru dengan alasan yang tak jelas. Padahal jika kita ingin sedikit berfikir kritis dan sedikit membuka hati kita, mereka (orang gila) masih bisa di ajak bicara. Di tampat kuliah saya ada orang gila yang berpenampilan kucel, tapi cukup trendi. Ketika di tanya dia masih mampu menjawab, akan tetapi jawabannya sedikit jauh melenceng dan tak karuan, tapi bukan disana poin pentingnya, poin pentingnya adalah dia masih bisa merespon apa yang kita tanyakan. Bukan hal mustahil, pada zaman sekarang ini banyak orang yang mengaku waras dan mengaku berpendidikan tapi ketika kita bertanya tidak ada rspon sama sekali. Atau contoh mudahnya adalah, para pemimpin kita di parlemen sana, ketika kita bertanya dan menuntut hak kita, bukannya menjawab, merespon saja mereka tidak, malah mereka asik-asikan di gedung DPR sambil ngopi dan saling bertukar video porno satu sama lain. Adapun yang pantas disebut gila itu (menurut saya) adalah mereka!
Adapula menurut Sudjiwo Tedjo dalam sebuah wawancara, beliau mengatakan bahwa yang patut disebut gila itu mereka yang memberikan penghargaan yang berlebihan kepada seorang polisi berpangkat briptu yang memasukan video isengnya ke salah satu website terkenal dunia.
Memang, sakit jiwa atau gila adalah sebuah penyakit yang saya yakin siapapun mereka pasti tidak ingin mengalaminya. Jika kita cermati di sinetron-sinetron atau film-film india yang sangat luar biasa berlebihannya, sering ditayang bagaimana proses gila itu terjadi. Jika tidak karna kehilangan kekasih hatinya yang mati bunuh diri atau di tabrak mobil pasti karna kehilangan buah hatinya yang meninggal karna penyakit cacar atau karna dibunuh pemeran antagonis dalam sinetron tersebut. Setelah mengetahui bahwa kekasinya atau buah hatinya telah meninggalkannya maka pemeran tersebut akan menangis sehebat-hebatnya lalu diam beberapa detik dan kemudian tertawa terbahak-bahak dan di akhiri dengan berbicara sendiri sebagaimana lazimnya orang gila di muka bumi manapun. Dan kemudian telah menjadi gila lah sang pemeran tersebut. Proses yang ditayangkan di sinetro atau film tersebut memang sedikit berlebihan atau malah sangat berlebihan. Akan tetapi, kebanyakan apa-apa yang ditayangkan di dalam sinetron dan film itu semuanya berdasarkan kisah nyata, hanya racikannya saja yang berbeda.
Di dunia ini, sangat banyak orang gila yang berkeliaran, walaupun memang presentasenya tidak sebanyak orang normal. Orang gila pun bermacam-macam, ada beberapa tipe orang gila, ada orang gila yang pendiam, orang gila yang pemurung, dan orang gila yang periang. Biasanya orang gila yang pendiam ini kerjanya hanya duduk manis di suatu tempat dan terkadang berbicara sendiri dengan diselami oleh ketawa kecil sekali-kali, kemungkinan orang gila tipe pendiam ini dulunya adalah orang yang pemalas yang tak biasa bergerak semisal ajojing sore atau senam jasmani dan lainya. Orang gila tipe kedua adalah orang gila yang pemurung, biasanya orang gila tipe pemurung sering melamun dengan tatapan kosong dan terkadang menangis masih dengan ekspresi datar dan tatapan kosong, jika sedang bosan orang gila tipe pemurung sering mondar-mandir tak karuan dengan wajah datar masih dengan tatapan kosong, untuk mencari sedikit makanan. Dan tipe yang terakhir adalah orang gila yang periang, mungkin tipe terakhir ini yang banyak kita temui dimana-mana, biasanya orang gila tipe periang masih mau merespon pertanyaan kita dan masih mau berinteraksi dengan kita. Orang gila tipe periang juga sangat ekspresif sekali, bergerak lincah kesana kemari tak mau diam bagaikan bocah yang hipekatif, berjingkrak tidak teratur seperti melantur, dan masih banyak kelincahan-kelincahan lainya. Mungkin Orang gila tipe periang ini dulunya sewaktu masih normal adalah kebanyakan olahragawan atau instruktur senam.
Jika diibaratkan dalam teori keagamaan agama buddha. Menurut saya orang gila adalah orang yang telah setingkat dengan dewa dan telah sempurna mencapai "Bodhi". Mengapa demikian, karna dalam agama buddha, seseorang yang telah mencapai "Bodhi" adalah seseorang yang tidak lagi memikirkan kehidupan duniawi, karna telah menganggap bahwa hidup adalah kosong dan kosong adalah hidup, dan kemudian juga telah tidak mementingkan nafsu dunia dan bisa lari dari godaan hawa nafsu dunia belaka. Amiiitaabaaa. Orang gila pun seperti demikian, sudah tidak memikirkan kehidupan dunia, tidak peduli akan kemajuan teknologi, kemajuan informatika, walaupun terkadang masih membutuhkan makanan dan lain hal. Sama halnya seperti seseorang dalam agama buddha yang telah mencapai "Bodhi".
Bagaimana menjadi gila memang sangat sulit di paparkan, apalagi dipaparkan dalam sebuah tulisan, karna konon katanya menulis sesuatu yang berkaitan dengan realita itu sangat sulit dan sangat kurang mendapatkan apresiasi, karna kurangnya budaya membaca di negara kita. Olah karna itu, bergerak dari keinginan menulis dan keinginan menulis yang bukan hanya berasal dari bacaan tulisan tapi menulis sesuatu dari hasil membaca realita, maka dengan sangat terpaksa tulisan ini dihasilkan.
oleh Azmil R. Noel Hakim pada 10 Juli 2011 pukul 20:09
Tidak ada komentar:
Posting Komentar