Sabtu, 14 Januari 2012

Intervensi

Pada saat itu semua berlalu begitu saja tanpa ada rasa saling peduli satu sama lain. Bertempat di ruang tengah rumah, dengan suasana sore yang indah dan sedikit panas yang seakan mengirimkan pesan propoganda untuk tidur pulas di kamar dengan sapuan angin yang sejuk seakan datang sebagai penyeimbang teriknya panas yang dipancarkan matahari sore itu.

Di ruang tengah tersebut, hanya terdapat aku, ibuku, dan kakekku. Mengingat ayahku yang masih belum pulang dari pekerjaannya, dan dua adikku yang asik dengan kehidupan mereka masing-masing. Masing-masing dari kami pun asik dengan kegiatan rutin masing-masing, aku asik di depan televisi dengan sajian FTV dari salah satu stasiun televisi swasta nasional, ibuku asik dengan handphone yang sedang asik bercerita dengan adiknya yang berada nan jauh disana di Pekanbaru, dan Kakekku yang sedang asik bersama rokoknya dalam lamunan yang sangat santai dan terlihat keindahan dari kedua matanya, nampaknya hanya kakekku lah yang paling asik dengan dunianya sendiri, jika beliau masih balita mungkin pantas untuk disebut Autis, hanya saja jika melihat status dan umur beliau sedikit tidak tega rasanya untuk menyebutnya Autis haha.

Ketika ditangah lamunannya, kakek saya pun memutuskan untuk tidur karna tidak tahan akan rayuan sore yang menyejukkan itu, dan saya masih tetap bertahan untuk menyaksikkan FTV yang semakin seru dan kompleks masalah yang diceritakan dalam alur cerita FTV tersebut, dan ibuku pun masih asik dan semakin seru dengan hanphone nya itu, hingga-hingga suara yang ia hasilkan seperti suara seorang muadzin yang sedang adzan dengan menggunakan TOA masjid, yang imbasnya hampir setiap orang yang melintas di depan rumah kami pun seolah penasaran untuk menatap kedalam rumah kami, hanya sekedar ingin tahu apa sedang terjadi di dalam sampai-sampai menghasilkan suara yang menggelegar seperti suara adzan.

Di dalam percakapannya, ada yang membuat ku penasaran, yaitu ketika dia menyingung-nyinggung namaku dan nama saudara sepupuku yang bernama isan, dan rasa penasaran itu pun terjawab ketika dengan jelas aku dapat mendengar ocehan yang ia sampaikan kepada adiknya itu atau bibi saya. Kurang lebih dia berkata dengan lantang dan kerasnya seperti ini : "da agan aji sareung agan isan mah paling sesah di piwarang teh, dasar weh siga budak jendral eta nu duaan mah". Jika apa yang dia katakan itu tidak sesuai akan kenyataan dan fakta, mungkin sekarang dia sedang diintrogasi oleh salah satu dari Komisi Perlindungan Anak Indonesia, ahahahhaha

Just Kidding momma :D.. hahahaha

oleh Azmil R. Noel Hakim pada 5 April 2011 pukul 22:18

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

 
;