“Aku ingin mencintaimu dengan sederhana,
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api yang menjadikannya abu.
Aku ingin mencitaimu dengan sederhana,
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan yang menjadikannya tiada”
Puisi diatas adalah susunan kata yang disusun oleh Sapardi Djoko Damono yang berjudul Aku Ingin. Seorang sastrawan mungkin atau hanya sekedar pujangga, saya juga tidak tahu. Hanya saja puisi diatas sangat sangatlah indah tiada tara. Saya juga tak kenal dengan Sapardi yang menulis puisi diatas, siapa dia , wajahnya seperti apa, apalagi kabarnya, entah dia masih hidup atau telah tiada, saya juga tidak tahu. Tapi, dia bisa membuat puisi yang hebat, yang seakan saya dibuat mengenal baik dengannya.
Sangat sederhana puisi yang ia buat. Sesederhana kehidupan para petani. Apa yang ia sampaikan dalam puisi tersebut dapat ditangkap dengan mudah. Kekuatan kata memang luarbiasa. Dengan puisi diatas perempuan-perempuan yang sedang kasmaran bisa terbang dibuatnya, terbang ke Bulan bahkan bisa sampai hingga ke Pluto.
Kemudian puisi tersebut menjadi sangat indah, sangat indah sekali ketika dimusikalisasikan. Yang musikalisasi dari puisi tersebut digunakan menjadi soundtrack film Cinta dalam Sepotong Roti. Entah itu judul filmnya atau tidak, saya juga kurang tahu pasti. Kapan musikalisasi puisi itu dibuat, kapan musikalisasi itu digunakan menjadi soundtrack film Cinta dalam Sepotong roti, kapan film Cinta dalam Sepotong Roti dibuat, siapa produser dan sutradara film Cinta dalam Sepotong Roti saya juga tidak tahu betul. Yang pasti musikalisasi puisi tersebut sangatlah indah, sangat indah. Ah, sumpah, sumpah, sumpah, sumpah. Sumpah beribu-ribu kali, sangat indah musikalisasi puisi Aku Ingin tersebut.
Saya mendengar pertama kali musikalisasi puisi tersebut ketika pada masa rangkaian pengenalan fakultas. Pada saat itu saya belum mengetahui puisi siapa yang dimusikalisasi tersebut dan apa judulnya. Ketika itu orang-orang disekitar saya acuh, sangat acuh sekali. Padahal sangat indah sekali untaian-untaian nada dari tiap kata yang dilanturkan dalam musikalisasi pada saat itu. Tapi setelah itu saya tak mendengarkannya kembali, sampai pada ketika saya pergi ke pameran buku di Braga hari Jum’at tanggal 02 Desember tahun 2011. Ketika sedang melihat-lihat buku di Stand penerbit buku Ultimus, terdengar sayup-sayup lagu yang indah dan terasa tak asing ditelinga. Ketika telinga fokus mendengar dan otak bekerja mengingat, sontak saya teringat kepada musikalisasi puisi pada saat pengenalan fakultas.
Ketika ditanya kepada orang yang menjaga stand tersebut ternyata selidk punya selidik itu adalah musikalisasi puisi yang diambil dari puisi Sapardi Djoko Damono yang berjudul Aku Ingin. Mendengarkannya serasa berada di dunia damai nan tentram yang jauh dari hiruk pikuk kekacauan. Mendengarkannya serasa berada di depan gedung tua megah khas Belanda dengan sisa-sisa hujan sambil menyeruput teh hangat. Mendengarkannya dapat membuat diri ini bergairah, bergairah untuk membaca dan menulis. Sumpah, sumpah, sumpah. Mendengarkannya serasa dibuai oleh angin, dilindungi oleh awan dari cahaya matahari dan dibacakan dongeng oleh suara-suara buaian angin.
Kapan saya bisa membuat puisi yang hebat dan mewah yang dapat membuat orang yang membacanya merasa damai. Kapan saya bisa memusikalisasikan puisi hebat yang dapat membuat orang yang mendengarkannya menjadi tentaram. Entahlah biarkan waktu yang menjawab. Atau bahkan saya tak akan pernah sanggup membuat puisi hebat dan mewah, tak akan pernah dapat memusikalisasikan puisi yang dapat membuat orang tentram. Entah lah, biarkan mengalir apa adanya dan sewajarnya, tak usah dipikirkan.
Puisi dan musikalisasi puisi Aku Ingin ini dapat membuat saya bergairah, bergairah untuk membaca dan menulis. Terimakasih, semoga sastrawan dan pujangga disana dapat membuat puisi-puisi hebat lainnya. Bukan hanya membuat orang yang membaca atau mendengarkannya terbuai oleh kata-kata yang terdapat dalam puisi yang dibuat. Tapi bisa membuat mereka yang membacanya bergairah untuk melakukan hal positif, semisal membaca dan menulis. Semoga.
Sekian.
Cicalengka, 02 Desember 2011 dengan ditemani alunan musikalisasi puisi Aku Ingin.
oleh Azmil R. Noel Hakim pada 3 Desember 2011 pukul 7:49
Tidak ada komentar:
Posting Komentar