Malam itu, terasa sangat horor dengan tampilnya seseorang dalam sebuah acara di televisi, seseorang yang istimewa yang sangat dikagumi oleh para penggemarnya, para penggemarnya menamakan diri mereka dengan sebutan temen-temen kangen. Seseorang yang saya maksud adalah seorang pria yang sangat gagah(tentunya menurut para penggemarnya) dengan rambut yang panjang di bagian depan yang condong kesebelah kanan bagaikan sekumpulan tali yang di susun rapih dan dengan tindik di dalam lidah yang sangat terlihat memaksakan juga sangat tidak cocok, bukan bertambah keren tapi malah (maaf) bertambah ancur bagaikan ember yang dihiasi paku dan tali temali, pria yang saya maksud itu adalah Andhika lebih tepatnya mereka memanggil dengan sebutan (yang gagah [tentunya menurut mereka para penggemarnya})Andhika Kangen Band.
Nama itu begitu menakutkan bagi saya, ya bagi saya seseorang yang tak normal menurut anggapan mereka yang dalam istilah saya, sering saya sebut “anak alay”. Bagi mereka saya adalah anak yang tak normal yang tak mempunyai selera music dan seni, dan juga tak “uptodate” dalam dunia entertainment, saya pun kemudian berfikir, entah saya yang tak normal, atau mereka yang berlebihan atau dalam istilah gaul zaman sekarang disebut “lebay”. Gaul menurut mereka adalah jika kita masuk tipi dan jogged di belakang para artis ketika mereka sedang performance, atau gaul menurut mereka adalah orang-orang yang jika dalam sms menuliskan kata “ya” dengan “ea” atau “ga” dengan kata “gugh” dan kata “jam” dengan “jump”. Dan masih banyak lagi, satu lagi contoh dan juga pengalaman pribadi tentunya. Jika boleh mengeluh, maka akan sangat banyak keluhan dan akan menjadi mahluk yang sangat kurang beruntung karna telah mendapat sms dari mereka (anak alay), bagaimana tidak, saya selalu membutuhkan waktu yang lama dan sangat sulit sekali untuk memahami kalimat mereka dalam sms, lebih sulit memahaminya daripada memahami pemikiran-pemikiran Karl Marx atau Leon Trotsky. Dengan kata yang sulit dibaca dan sulit di pahami, jika kalimat yang mereka maksudkan seperti “maaf ya, kemarin itu aku ga bisa, jam segitu aku ada kerjaan”, maka mereka akan menulisnya seperti ini “muph ea, kmalen tuch akyu gugh bca, jump sgitoch akyu adha kerju’un”. Nice! Betapa anehnya kalimat yang mereka tulis, pada waktu saya mendapatkan sms seperti itu, dalam pikiran saya, saya membayangkan sesosok alien dengan seribu keanehan dalam bentuknya yang sedang mengirim sms itu. Entah siapa dan kapan tepatnya mulai marak tren seperti itu, yang syukurnya saya tidak terbawa arus yang tidak baik itu dan tetap normal sebagaimana biasanya (walaupun menurut mereka saya kampungan dan tak “uptodate” mengikuti tren) tapi biarlah yang penting saya bahagia dan nyaman dengan ketidaknormalan ini (tentunya tidak normal menurut mereka).
Kembali kepada saat-saat horor yang saya alami pada malam itu. Bagaimana tidak, pada malam itu kebetulan computer saya sedang digunakan oleh ayah saya yang sedang mencari tugas kuliahnya, dan dengan terpaksa saya kebawah ke ruang keluarga untuk menonton tipi, karna kebetulan pula tidak ada satu pun buku yang dapat mengisi kekosongan waktu saya, karna setiap malam saya isi dengan memainkan computer,berhubung computer saya memiliki hubungan internet dan saya mempergunakannya untuk online dalam jejaring social semisal facebook, twitter atau membaca artikel-artikel tentang pemikir-pemikir marxis atau artikel sejarah tentang hitler. berhubung pada malam itu computer sedang digunakan oleh ayah saya, dan juga tidak ada satu pun buku untuk dibaca, maka tipi atau televisi lah satu-satunya hal sebagai pelarian untuk mengisi kekosongan waktu pada malam itu.
Jika malam sebelumnya ibu saya selalu menonton sinetron dan sering kali berdebat dengan kakek saya untuk memeperebutkan remote, karna kakek saya gemar sekali menonton OVJ dan termasuk kedalam kelompok anti-sinetron seperti saya. Tapi sering kali kakek saya mengalah dan memilih untuk melamun sambil merokok. Tapi anehnya pada malam itu ibu saya tidak sedang menonton sinetron, suatu hal yang aneh bagi saya, bahkan saya sempat berpikir bahwa ibu saya sedang kerasukan sesuatu atau apalah itu sehingga bisa membuat beliau tidak menonton sinetron, ternyata jawabannya adalah Andhika Kangen band. Dengan segala kehororannya dan keterpaksaan benda yang ia gunakan yang mungkin maksudnya biar terlihat keren, bisa membuat ibu saya berpaling dari sinetron yang notabenenya adalah acara favoritnya, karna jika tidak sinetron paling acara gossip yang ia tonton, bahkan secara terang-terangan beliau pernah berkata kepada saya :”mamah mah, mun eweh sinetron jeung gossip, teuing rek nonton naon deui”, begitu lah beliau berkata, dan dapat saya simpulkan bahwa sintron dan gossip adalah nyawa bagi ibu saya, atau asupan bergizi dari televise bagi beliau. Ternyata ibu saya itu bukan lah nge fans terhadap Andhika kangen band, tapi beliau kasihan dan prihatin kepadanya, karna begitu banyak yang membencinya dan menghinya, tergerak dari rasa prihatin dan kasihan itulah beliau ingin sedikit memberi apresiasi dan pengahargaan kepada Andhika dengan menonton acara yang ia sebagai bintang tamunya. Maka dengan alasan yang sama dengan ibu saya, saya pun ikut menonton acara itu, berharap apa yang saya lakukan mendapat pahala dan menjadi sebuah amal baik, karna niat baik dari ibu saya itu, amien.
Akan tetapi, niat baik itu harus ternodai, karna ternyata saya sangat tersiksa dalam pandangan dan dalam pendengaran ketika melihatnya. Bahkan adik saya memilih untuk tidur. Awalnya pun saya akan mengikuti cara adik saya itu, tapi takut membuat ibu saya kecewa karna saya telah berbohong dan mengingkari apa yang saya niatkan di awal (walaupun saya dapat melihat sebuah rasa tersiksa yang sama dengan apa yang saya alami hinggap kepada ibu saya) maka dengan sangat terpaksa saya menonton acara tersebut sampai selesai.
Dan Alhamdulillah acara itu pun berakhir, walaupun acaranya hanya setengah jam, tapi serasa setengah abad bagi saya, bagaimana tidak, itu sangat menyiksa sekali, sepertinya mata ini di serang bertubi-tubi oleh puluhan jarum dan telinga ini seperti di sodorkan speaker aktif dengan volume penuh. Dan akhirnya semua kegilaan itu pun berakhir. Tapi belum hilang sepenuhnya rasa tersiksa pada waktu itu, ibu saya malah memindahkan chanel televisi ke sinetron, dan saya pun segera mengambil tindakan, dari pada saya meninggal gara menonton televisi lalu arwah saya gentayangan dan menjadi “hantu tipi”, saya pun memutuskan untuk ke kamar dan tidur walaupun pada saat itu ada ayah saya di kamar saya, tapi beruntung lah karna ayah saya telah selesai mengerjakan tugas kuliahnya dan saya bisa menggunakan computer itu senyaman-nyamannya.
Itulah pengalaman saya tentang kehororan Andhika Kangen Band dan korban dari tingkah anak alay, semoga kalian semua yang tidak mengalami pengalaman yang buruk seperti yang saya alami. Amien.
#hanya sekedar iseng saja.. mariii bersulaaaaang :D
oleh Azmil R. Noel Hakim pada 21 Mei 2011 pukul 10:47
Tidak ada komentar:
Posting Komentar