Ketika sedang asik membaca artikel-artikel dan kumpulan-kumpulan cerita yang ditulis oleh teman-teman saya di facebook. Seketika terdengar sebuah suara bising yang dihasilkan di kaca jendela kamar saya, seperti suara ketukan yang diringi oleh suara gemuruh mesin. Tak tahan mendegarnya, saya pun berinisiatif untuk mengecek ke tempat suara berasal. Ketika memalingkan muka ke arah tempat suara berasal, saya pun bisa kembali bernafas dengan tenang. Karna, suara yang dihasilkan tersebut adalah suara seekor serangga yang bentuknya tidak lebih besar dari jempol kaki saya, yang sedang membentur-benturkan dirinya ke kaca jendela kamar saya, seperti seorang demonstran yang mendorong-dorong polisi di depan gedung sate. Itu membuat saya kembali tenang. Karna sebelumnya saya mengira bahwa suara yang dihasilkan tersebut adalah suara sesosok alien yang sedang mengetuk-ngetuk kaca jendela kamar saya, yang bertujuan untuk menculik saya ke planet tempat asal mereka, untuk mengintrogasi saya tentang keadaan planet bumi, yang kelak akan mereka rebut, karan planet asal mereka akan hancur. Tapi untunglah, bukan alieh hanya seekor serangga.
Saya pun kembali membaca tulisan-tulisan yang sebelumnya sempat terpotong oleh kehadiran serangga tersebut, tanpa memedulikan kehadiran serangga tersebut. Tak nyaman dengan suara bising yang tak kunjung berakhir, membuat konsentrasi membaca saya buyar entah kemana. Saya pun kembali mengambil inisiatif, yaitu memusnahkan mahluk mungil itu dari dunia yang fana ini. Agar proses membaca saya kembali berjalan dengan lancar tanpa ada gangguan.
Saya pun bergegas turun kebawah menyiapkan peralatan-peralatan untuk memusnahkan mahluk mungil tersebut. Dan peralatan pun siap untuk digunakan. Peralatan-peralatannya seperti sendok, kain lap, raket listrik, dan benda-benda kecil lainnya yang tak bisa disebutkan satu per satu. Dan saya pun tak lupa memasang pelindung untuk tubuh saya, seperti seorang skateboarder, memakai pelindung lulut, siku, dada, sarung tangan, dan tak lupa helm, untuk berjaga-jaga kalau-kalau mahluk tersebut menyerang kearah mata saya. Bak seorang yang akan perang melawan seekor naga, seperti film-film fantasy dri holywood sana. Dengan hati yang mantap, saya segera meluncurkan serangan pertama dengan sasaran yaitu sayap mahluk tersebut, yang bertujuan untuk melumpuhkan pergerakannya dan membuat suara bising yang dihasilkan berhenti, karna suara yang dihasilkan itu berasal dari sayapnya yang mungil. Namun sayang sekali, serangan pertama gagal, karna mehluk tersebut lumayan lincah juga. Ketika akan meluncurkan serangan kedua. Hati ini mulai terenyuh dan sontak berfikir bahwa perbuatan yang akan saya lakukan tersebut adalah sebuah perbuatan dosa. Membunuh salah satu mahluk yang diciptakan oleh Tuhan.
Setelah lama bertarung dengan batin sendiri. Kemudian saya memutuskan untuk mengurungkan niat saya tersebut. Segala alat-alat pelindung saya copot, alat-alat untuk membunuh mahluk tersebut pun saya simpan kembali. Namun, ketika kembali ke kamar dan melihat mahluk tersebut, dia masih tetap membentur-benturkan dirinya kehadapan kaca jendela kamar saya. Muncul beberapa pertanyaan dalam pikiran ini; apa yang sedang mahluk bodoh ini kerjakan? Setelah beberapa menit menganalisa. Rupanya, sang serangga tersebut sedang berusaha untuk keluar dari kamar saya. Karna dikiranya kaca tersebut bisa ia lalui dan langsung bergegas keluar. Tak salah dia diciptakan Tuhan menjadi seekor serangga, karna terlihat dari kelakuannya, jelas-jelas dihadapannya adalah sebuah kaca, mana mungkin bisa keluar, terkecuali jika dia Naruto atau Sasuke yang memiliki kemampuan untuk menembus benda padat. Tapi kenyataannya dia hanya seekor serangga, serangga mungil yang tak ada lucunya sama sekali, yang sedang terperangkap di kamar saya.
Tergeraklah hati ini untuk membantu mahluk tersebut keluar dari kesulitan. Tapi, naluri jail pun muncul dan niat untuk bermain-main sebentar dengan mahluk kecil itu pun terlintas dipikiran. “lumayan, ada temen buat becanda” begitu gumamku dalam hati. Ketika melihat disekeliling, rupanya kain lap yang tadi dipergunakan untuk memusnahkan mahluk tersebut tertinggal dan lupa saya simpan. Alih-alih memanfaatkan sarana yang ada dan juga agar permainan terlihat lebih berkesan. Saya pun memutuskan untuk menggunakan kain lap tersebut sebagai sarana bermain. Beberapa menit berlalu. Ketika sedang asik-asiknya bermain, serangga terebut berhenti sebentar dan tak bersuara, “kecapean mungkin!” pikirku. Saat sedang memperhatikan mahluk tersebut istirahat. Terlihat betapa sangat kecapeannya, sehingga membuat semua urat yang ada ditubuhnya berdetak kencang seperti genderang mau perang.
Jika melihat postur tubuhnya, saya dapat menyimpulkan bahwa serangga tersebut berjenis kelamin pria atau lelaki atau jantan. Karna terlihat dari dadanya yang tegap, perutnya sixpeck dan lehernya memiliki benjolan, sebagaimana pejantan lainnya.
Setelah lama beristirahat, akhirnya dia pun bergerak kembali seakan menantangku untuk bermain lebih seru lagi. Saya pun mengiyakan tantangannya dan kembali bermain dengan serangga tersebut. Tapi, permainan belum berusia lima menit, dia bermain curang, terlihat dengan terbang kesana-kemari tak beraturan. Saya pun berhenti dan berpikir sejenak; mengapa dia menjadi liar begini? apakah ada kesalahan yang telah saya perbuat. Maklum, kami tak mengerti bahasa masing-masing satu sama lain. Maka setelah sejenak berpikir. Saya pun berkesimpulan, bahwa dia telah lelah bermain dan ingin segera pulang. “Mungkin saja dia tersesat dan bisa sampai ke kamarku sekarang, karna kekelahan mencari makanan untuk anak dan istrinya dan karna saking kelelahannya, sampai-sampai bisa tersesat ke kamarku”, kira-kira seperti itu kesimpulanku yang kulantunkan dalam hati. Maka tak lama setelah itu, aku pun menuntunnya dan membawanya keluar dari kamar. Dan akhirnya, dia pun melesat terbang dengan bahagianya, seolah-olah melambaikan tangan kepadaku. Lalu saya pun sempat berteriak dan bergumam kepadanya, kurang lebih seperti ini;”salam kepada anak-anak dan istrimu!”. Tak lama kemudian dia pun menghilang dari pandangan dan saya pun kembali kepada rutinitas sebelumnya, yaitu membaca artikel-artikel yang belum terselesaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar