Setiap malam itu adalah sebuah kenikmatan, karna malam adalah waktunya beristirahat dan bersantai-santai layaknya di pantai. Setiap orang yang memiliki aktifitas pasti sangat mendambakan malam hari. Tapi tidak hanya orang yang beraktifitas saja yang mendambakan malam hari. Orang yang nganggur juga mendambakan malam hari, tapi bedanya orang yang nganggur menggunakan malam hari untuk beraktifitas. Bingung yah, katanya nganggur tapi beraktifitas. Sama saya juga bingung, lupakan saja. Yang saya maksud beraktifitas disini adalah sesuatu yang menghasilkan, entah itu menghasilkan karya atau apapun, misalnya uang dan lain hal. Nah, sedangkan orang yang nganggur itu mereka juga berakatifitas, mereka punya kesibukan sama halnya dengan yang beraktifitas. Cuma menurut saya bedanya adalah orang yang nganggur itu aktifitasnya tidak menghasilkan karya atau uang atu apapun. Malam hari itu bagi orang nganggur adalah waktu buat mereka beraktifitas, pagi dan siang harinya mereka gunakan untuk istirahat. Maka dari itu orang yang nganggur juga mendambakan malam hari, tapi itu bedanya, malam hari buat orang yang nganggur digunakan untuk hal yang berbeda.
Tapi, ada sebagian kecil orang yang beraktifitas tidak mendambakan malam hari. Malam hari bagi mereka adalah siksaan, karna sebagian besar orang dimalam hari beristirahat sedangkan mereka terjaga, dan pagi harinya harus kembali beraktifitas. Nah konon katanya yang seperti itu adalah penyakit, namaya Insomnia. Saya juga kurang paham bagaimana penjelasan ilmiahnya, karna jujur saya bukan anak fakultas kedokteraan atau faklutas psikologi. Tapi menurut kabar burung, katanya yang menderita insomnia itu adalah orang terdapat banyak kafein di dalam tubuhnya. Kafein itu sejenis zat, yang kebetulan saya juga tidak tahu secara rinci zat apakah kafein itu, dari mana asal kafein itu, dan siapa orang tua kafein itu. Karna jujur saya bukan anak kimia dari fakultas farmasi. Tapi konon katanya kafein itu beasal dari minuman sejenis Kopi atau Teh, juga terdapat di dalam rokok. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa orang yang menderita insomnia itu adalah orang yang gemar terhadap tiga hal yang disebutkan diatas. Tapi jadi muncul beberapa pertanyaan dari kesimpulan diatas, seperti; bapak saya juga ngerokok tapi tidurnya pulas? atau, kakek saya juga sering minum teh, sehari 3 kali malah kayak minum obat, tapi kok dia tidurnya nyenyak? Nah, kembali lagi kepada hal yang tadi bahwa saya bukan anak fakultas kedokteraan atau fakultas psikologi maka dari itu saya juga tidak tahu apa dan bagaimana penjelasannya. Lebih baik lupakan saja. Karna tidak baik mengingat-ingat hal yang tak penting.
Realita disekitar kita juga mengatakan bahwa kebanyakan yang menderita Insomnia itu mahasiswa. Kenapa? Saya juga tidak tahu, tapi kata paman saya realita seperti itu sudah terjadi sejak lama dan berkelanjutan sehingga menjadi sebuah budaya bagi mahasiswa. Subhanalloh yah penjelasan paman saya, maklum beliau dosen. Nah kebetulan saya juga terkadang menderita insomnia. Jika di persentasikan kedalam angka kira-kira 20% kemungkinan saya menderita insomnia dalam setiap minggunya. Jangan tanya dari mana saya dapat menghasilkan persentasi angka tersebut, karna saya hanya mengira-ngira atau berspekulasi. Maklum saya bukan anak fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam atau disingkat MIPA. Tapi saya beruntung, karna bukan hanya saya saja yang menderita insomnia, rata-rata teman saya juga menderita insomnia, mau teman saya yang mahasiswa sampai ke teman saya yang berjualan cimol juga sekalipun (cimol itu sejenis jajanan yang terbuat dari aci yang ada disekitar Jawa Barat), tapi teman saya yang berjualan cimol itu insomnianya tuntutan karna harus membuat adonan aci untuk dijadikan cimol yang harus dia jual keesokan harinya, kasian yah temen saya yang satu ini, tapi cimolnya enak lho, serasa humberger.
Saudara saya juga menderita insomnia bahkan insomnianya sudah parah karna hampir disetiap malamnya dia insomnia. Saudara saya juga seorang mahasiswa, dia kuliah di salah satu universitas swasta di Bandung yang basicnya tentang komputerisasi. Tapi belakangan dia bertingkah aneh, belakangan ini dia gemar membaca. Fenomena itu menjadi sangat aneh ketika saya melihat dia membaca di depan mata saya sendiri. Sampai-sampai saya ternganga selam sepuluh detik. Dan selang beberapa menit (kira-kira 10 menit) dia langsung terbaring nyaman dalam tidur. Ini lebih aneh lagi, karna dia bisa tertidur dengan nyenyaknya dan tidak insomnia. Dan akhirnya, saya pun mendapat penjelasan ketika di pagi harinya, ternyata dia membaca itu bukan karna dia sadar bahwa membaca itu penting tapi karna membaca itu bisa membuatnya tertidur. Subhanalloh seketika saya sujud syukur serta mengucapkan Alhamdulillah mendengar penjelasannya.
Nah, saya pun mencoba menerapkan metode dari saudara saya itu ketika saya sedang menderita insomnia. Mula-mula saya mulai membaca ketika dirasa ngantuk tapi tak dapat tertidur. Tapi apa yang saya dapat, yang saya dapat hanya mata berair dan tidur pun tak kunjung tiba. Tapi saya tidak menyesal, karna buku yang saya baca ternyata seru dan mengasyikan, dan saya pun sadar karna itulah saya jadi semakin tidak bisa tidur. Buku yang saya baca adalah buku yang berjudul “dari puncak Bagdad” tulisannya Tamim Anshary seorang sejarahwan muslim internasional. Buku tersebut menceritakan tentang sejarah dunia dalam kacamata islam. Sangat seru isi yang dipaparkan dalam buku tersebut, bahasa yang digunakannya juga sederhana dan menggelitik. Saya sarankan anda sekalian untuk membaca buku tersebut, bagaimanapun caranya. Contohnya saya, saya juga pinjam dari teman saya.
Insomnia memang sebuah fenomena yang cukup unik, sampai-sampai Efek Rumah Kaca band Indie asal Jakarta pun mengabadikannya menjadi sebuah lagu disalah satu album mereka.
Sampai saat sekarang pun saya belum tahu bagaimana caranya melawan insomnia dan membuat saya tertidur pulas. Saya juga sudah mencoba menulis, alih-alih supaya dapat tertidur, tapi kenyataannya masih belum bisa tidur. Akan tetapi saya tidak kehabisan ide, saya ambil gitar, tentunya untuk dimainkan bukan untuk dibanting-banting seperti gitaris band metal atau rock ibukota, walaupun gitar saya suaranya pas-pasan dan lusuh, malah jika dibandingankan gitar saya dengan batu berlian pun masih bagusan emas 24 karat. Tapi tetap saja saya tidak bisa tidur.
Jadi saya pun menghibur diri dan menarik kesimpulan tentang insomnia lalu membuat definisinya. Bahwa (menurut saya) orang yang menderita insomnia itu adalah orang yang sulit untuk tidur, dan yang menyebabkan sulit tidur itu dikarnakan otak kita yang masih bekerja dan berfikir. Dan orang yang memperkerjakan otaknya untuk terus berfikir adalah orang yang cerdas, maka dari itu orang yang menderita insomnia atau sulit untuk tidur adalah orang yang cerdas. Begitulah kira-kira bunyi defenisi saya tentang insomnia yang bermaksud untuk menghibur diri.
Tapi perlu digarisbawahi bahwa orang yang tidak insomnia itu bukan berarti tidak cerdas atau orang yang gemar mabuk-mabukan atau doyan clubbing yang insomnia itu cerdas. Bukan, bukan begitu maksud saya. Defenisi insomnia diatas hanya untuk diri saya sendiri dan untuk anda-anda sekalian yang setuju saja. Karna berpendapat dan menetukan pilihan itu dilindungi oleh Undang-Undang. Dan juga defenisi insomnia diatas bersifat spontinatif yang tidak ditangguhkan. Maka dari itu niscahya tidak akan anda temukan di dalam buku-buku yang berkaitan tentang insomnia manapun.
Selesai.
#Cicalengka, 06-Agustus-2011 02.13.
oleh Azmil R. Noel Hakim pada 6 September 2011 pukul 13:07
Tidak ada komentar:
Posting Komentar